Kemungkinan di antara kita sedang menjalani interview atau sedang mencoba untuk mencari pekerjaan di luar negeri. Tulisan ini mencoba untuk memberikan semacam gambaran bagaimana proses awal hingga sekilas kehidupan yang saya jalani selama bekerja di Singapura serta memberikan beberapa fakta official tentang Singapura.
Awalnya saya tidak pernah memiliki cita-cita atau angan-angan untuk bekerja di luar negeri. Jangan tanyakan berapa score TOEFL saya, karena saya sendiri tidak pernah mengikuti ujian TOEFL secara formal, saya tidak memiliki sertifikat yang menunjukkan score TOEFL saya.
Hingga pada suatu, ada seorang teman saya (kami sama-sama pernah bekerja pada sebuah Bank BUMN) mengirimkan saya berita bahwa dia mendapatkan informasi tentang adanya kebutuhan tenaga SWIFT (sebuah infrastruktur perbankan berbasis teknologi informasi global yang memungkinkan seluruh bank di dunia saling berinteraksi). Hanya sebuah kiriman singkat "ada yang butuh SWIFT di Singapura, kalau minat tolong kirimkan CV ke saya".
Dari sinilah, saya akan mencoba berbagi mengenai liku-liku interview, proses menjadi tenaga kerja dan hal lainnya berkaitan dengan dunia kerja dan kehidupan di Singapura.
Proses Interview
Ada seorang teman, beliau juga mendapatkan tawaran kerja di sebuah bank di Singapura. Beliau tidak menetap di Singapura, tetapi masih bekerja di salah satu bank di Jakarta. Pada saat interview, beliau mendapatkan tiket Singapore Airline dan menginap di salah satu hotel kawasan Orchad. Interview dilakukan secara face-to-face di kantor Singapura. Walaupun akhirnya beliau tidak jadi bekerja di bank ini, walaupun pihak bank telah menerima beliau dengan gaji yang telah disepakati, pihak Bank tidak menuntut pengembalian atas biaya interview. Kami sempat ngobrol semalaman sambil menikmati kopi di Orchad untuk saling bertukar pikiran.
Saya sendiri tidak melakukan interview face-to-face. Setelah saya mengirimkan CV, keesokan harinya teman saya mengatakan untuk siap-siap ditelpon besok. Jadinya saya menjalani beberapa interview melalui percakapan telpon dengan beberapa orang di Singapura sementara saya sendiri masih di Jakarta. Saya sama sekali tidak berhubungan dengan pihak-pihak di Jakarta. Beberapa hari kemudian, saya mendapatkan konfirmasi melalui telpon dan email bahwa mereka tertarik untuk memperkerjakan saya.
Jika saat ini, anda tertarik bekerja di Singapura dan masih bekerja di Indonesia, saya melihat 2 kemungkinan proses interview yang akan anda jalani seperti yang saya ungkapkan di atas. Anda akan diminta terbangbke Singapura untuk menjalani interview face-to-face atau melalui fasilitas telpon.
Saya cukup "surprise" jika akhirnya saya mendapatkan kesempatan untuk dapat bekerja di luar negeri. Ada satu pesan yang ingin saya sampaikan melalui tulisan ini adalah "maksimalkan belajar anda, apapun pekerjaan yang anda jalani hari ini". Maksud dari statement saya ini adalah, jika pada saatnya kita memiliki kesempatan, kita siap untuk menyambutnya pada saat itu juga. Terkadang kesempatan itu datang dengan tiba-tiba dan memiliki batas waktu yang sempit. Saya yang tidak pernah membayangkan sama sekali untuk bekerja keluar negeri, tiba-tiba mendapatkan pintu yang terbuka secara lebar.
Kalau saya boleh menambahkan, temen yang memberitahu saya bahwa ada peluang di Singapura, adalah orang yang tidak kuliah di jurusan yang berkaitan dengan dunia IT, terlebih lagi beliau ini adalah seorang yang mendapatkan gelar master di bidang finance. Tanpa diduga, beliau ditugaskan di divisi IT. Apa yang terjadi kemudian? Beliau ini sangat siap untuk belajar dari awal lagi tentang IT dan benar-benar melakukan hand-on, sehingga kemampuan teknikal IT sangat tinggi dan akhirnya memegang beberapa sertifikat teknis dalam bidang IT. Skill ini yang kemudian berperan besar baginya untuk selanjutnya berkarir di Singapura dan saat ini berdomisili di Kanada.
O ya, teman saya yang diminta untuk terbang ke Singapura untuk melakukan interview seperti yang saya ceritakan di atas adalah sarjana hukum dan master di bidang hukum. Tapi beliau ini, belajar wealth management (private banking) selama bekerja di bank. Ilmu wealth management ini yang kemudian dilirik oleh salah satu bank di Singapura untuk melakukan interview.
Sekali lagi, kalau saya boleh membuat statement seperti layaknya seorang motivator, maka saya ingin menitipkan pesan ini "maksimalkan belajar anda, apapun pekerjaan yang anda jalani hari ini", walaupun anda merasa bahwa anda tidak puas dengan apa yang anda lakukan hari ini, tetaplah untuk selalu belajar daripada waktu itu terbuang untuk mengeluh karena ketidakpuasan.
Jika anda memang sangat tertarik untuk kerja di Singapura, anda dapat saja mencari lewat media online. Terdapat banyak sekali portal yang menawarkan job di Singapura, anda tentu saja bisa mencarinya lewat search engine (seperti Google). Anda bisa mencari misalnya dengan "working in Singapore" dan lain sebagainya. Maaf, saya tidak ingin menyebutkan "nama" di sini.
Employment Pass
Seperti biasa, setelah konfirmasi kita terima, maka selanjutnya kita diminta untuk mengirimkan beberapa dokumen sebabai syarat seperti ijazah dan lain-lain. Untuk dapat bekerja di Singapura, pihak perusahaan akan membantu kita dalam mendapatkan Employment Pass (EP) dari MoM (Minister of Manpower).
Dalam hal ini, saya hanya diminta untuk meng-suply dokumen yang diperlukan untuk penyelesain EP. Tidak ada biaya satu sen pun yang harus saya keluarkan dalam proses ini. Pihak penerima saya, juga menyatakan bahwa mereka juga siap untuk mengurus "Dependent Pass" buat keluarga saya tanpa dipungut biaya. Dan selama proses pengajuan EP, saya masih berada di Jakarta. Saya tidak perlu datang ke Singapura selama pengurusan EP.
Apakah fungsi EP ?
Setiap orang asing yang bekerja do Singapura melalui jalur profesional, diharuskan memiliki EP yang dikeluarkan oleh MoM. EP ini dapat berperan sebagai layaknya sebuah kartu penduduk. Pada saat anda membuka rekening di bank, anda bisa menggunakan kartu ini sebagai ID resmi anda. Hal yang sama akan terjadi pula pada saat kita berlangganan kartu telpon, menyewa rumah, mencatatkan nama anda ke KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) dan hal-hal lain yang bersifat legal.
Apakah EP memiliki golongan/tingkatan ?
Pada saat kita mendapatkan EP dari MoM, terdapat 3 tingkatan EP seperti gambar yang saya tampilkan dari website resmi MoM di bawah ini yaitu P1, P2 dan Q1. Salah satu komponen penentu golongan EP adalah besarnya basic salary minimum yang kita terima per bulan. Jika kita melihat seseorang memegang kartu kartu P1, itu berarti yang bersangkutan memiliki gaji minimum $8000 per bulan. Tetapi jika gaji kita perbulan misalnya $4750, MoM dapat saja memberikan kita P2 atau Q1 berdasarkan pertimbangan lainnya.
Sebagai catatan tambahan, sebenarnya di bawah EP ini, masih ada yang namanya S-Pass. Untuk lebih detailnya silahkan berkunjung ke website resmi MoM.
Apakah anggota keluarga boleh ikut ?
Untuk pemegang EP, kita diperkenankan untuk membawa keluarga kita untuk turut serta tinggal bersama di Singapura. Anggota keluarga kita ini, akan mendapatkan kartu yang namanya Dependent Pass, yang juga dapat digunakan sebagaimana layaknya EP untuk keperluan hal-hal yang bersifat legal, misal mendaftarkan diri untuk menjadi anggota library, sekolah dan lainnya.
Apakah pengajuan EP dapat ditolak ?Tidak senua proses pengajuan EP akan mendapatkan approval dari MoM. Dan MoM berhak untuk tidak akan memberikan alasan official mengenai penolakan ini. Walaupun pihak perusahaan telah menerima kita, tetapi jika MoM tidak mengizinkan atau menolak EP yang telah diajukan, maka otomatis pihak perusahaan tidak dapat memperkerjakan kita di Singapura.
Apa yang terjadi jika kita pindah perusahaan ?
EP akan selalu melekat kepada perusahaan yang menjadi sponsor kita. Jika kita keluar dari perusahaan tersebut, secara otomatis EP akan ditarik. Dan jika pindah dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya, maka perusahaan berikutnya, akan menjadi sponsor kita untuk mendapatkan EP yang baru.
Saya pernah mendapatkan pengalaman menarik dari teman. Beliau ini bekerja pada perusahaan A dan memutuskan untuk menerima tawaran perusahaan B. Kedua perusahaan ini berdomisili di Singapura. Maka proses EP mulai berlangsung. Perusahaan A menarik EP pada saat hari terakhir di kantor tersebut. Pada saat yang sama, perusahaan B akan sedang mempersiapkan untuk mengajukan EP pengganti. Umumnya setelah 2-3 minggu, approval EP sudah didapat, tetapi hal ini belum terjadi terhadap teman saya ini hingga melewati 1 bulan. Akhirnya, beliau ini mendapatkan panggilan untuk interview (saya sendiri belum pernah menjalani interview untuk mendapatkan EP). Setelah beberapa hari kemudian, EP teman saya ini dinyatakan ditolak.
Outsourcing, Head Hunter atau Langsung
Pada saat kita berhubungan pertama sekali dengan pihak yang menawarkan pekerjaan kepada kita, ada beberapa kemungkinan yang akan kita hadapi. Kemungkinan pertama adalah perusahaan yang akan merekrut anda akan langsung berhubungan dengan anda. Tetapi tidak jarang bahwa yang menghubungi anda adalah seorang dari sebuah perusahaan outsourcing atau head hunter.
Jika yang menghubungin kita pertama sekali adalah sebuah perusahaan outsourcing, umumnya kita akan bekerja pada sebuah klien-nya dan kita akan menjadi pegawai perusahaan outsourcing ini. Hubungan kita dengan perusahaan outsourcing ini dapat berupa kontrak atau menjadi pegawai tetap sangat tergantung negoisasi antara kita dengan mereka. Anda akan diinterview oleh pihak klien untuk menguji apakah anda adalah orang yang tepat sesuai dengan skill yang diharapkan. Jika klien merasa cocok, klien akan menghubungi perusahaan outsourcing ini. Selanjutnya, anda akan diinterview dengan perusahaan outsourcing ini untuk bernegoisasi masalah gaji, hak cuti dan lain sebagainya yang bersifat administrasi. Dengan pola ini, klien membayar jasa anda ke perusahaan outsourcing dan anda akan digaji oleh perusahaan outsourcing. EP anda akan diberikan kepada perusahaan outsourcing.
Jika anda ditemukan pertama sekali dengan head hunter, anda akan langsung diinterview oleh klien baik dari kemampuan skill sampai masalah gaji, hak cuti, asuransi dan hal administrasi lainnya. Jika pihak klien cocok, maka head hunter akan memperoleh sejumlah uang atas jasa menemukan anda. Hubungan anda dengan head hunter akan terputus. Dan status anda akan menjadi pegawai klien. Tidak ada uang yang harus anda keluarkan kepada pihak head hunter, karena semua biaya selama proses rekruitmen akan ditanggung oleh klien.
Pola kerja sama dengan perusahan outsourcing
Kebetulan, saat ini saya sering berhubungan dengan perusahaan outsourcing, karena saya sering membutuhkan tenaga kerja dari eksternal yang selalu melibatkan perusahaan outsourcing, sehingga saya mencoba untuk berbagi sedikit pengalaman tentang hubungan ini dan kemungkinan akan berdampak bagi karier anda di masa-masa berikutnya, jika anda memiliki rencana yang panjang untuk tetap bekerja di Singapura. Tentu saja ini hanya pengalaman pribadi dan saya tidak terlalu berani untuk mengatakan hal ini akan berlaku di semua perusahaan, tapi paling tidak ada sesuatu yang mungkin bisa menjadi pertimbangan anda dalam bernegoisasi dengan perusahaan outsourcing.
Saya mencoba menyebutnya pola "strategic partnership" dan "non strategic partnership". Sekitar sebelum tahun 2007 sebelum adanya krisis ekonomi di Eropa, jika tim sedang membutuhkan tenaga eksternal, kita akan memberitahukan beberapa perusahaan outsourcing tentang kebutuhan tenaga eksternal dan memberikan speakfikasi skill yang dibutuhkan. Kita memakai metode "first-come-first-serve". Jadi semua perusahaan outsourcing terbuka untuk menawarkan kandidat mereka dan kami yang menentukan orang yang tetap. Ini yang saya sebut sebagai "non strategic partnership".
Pendekatan tersebut kini sudah berubah dan dan saya menyebutkannya sebagai strategic partnership yaitu menjalin kerja sama tunggal dengan sebuah perusahaan outsourcing. Dengan metode ini, setiap ada kebutuhan eksternal, kita tinggal memberikan skill yang kita butuhkan, kemudian kontrak dibuat untuk kebutuhan skill tersebut dengan perusahaan outsourcing. Kontrak berfokus kepada kebutuhan skill bukan terhadap perorangan.
Apa keuntungan dari perusahaan dengan pola outsourcing semacam itu? Kita membangun kontrak berdasarkan spesifikasi skill yang kita butuhkan yang harus dipenuhi oleh pihak outsourcing. Katakan, saat ini perusahaan outsourcing memiliki A yang bekerja untuk memenuhi skill tersebut. Setelah beberapa saat bekerja di dalam proyek, A mengajukan resign dari perusahaan outsourcing tersebut, maka pihak outsourcing harus mencari penggantinya sesuai dengan skill yang telah disepakati dalam kontrak. Perusahaan outsourcing harus menyiapkan pengganti dari A dan A juga harus melakukan transfer knowledge kepada penggantinyas sehingga dia benar-benar siap untuk menggantikan A pada saat A keluar. Umunya, pola ini akan menekan biaya untuk mendapatkan tenaga eksternal. Ini berbeda dengan pola "non strategic partnership", karena pada saat A mengajukan resign, maka kita akan mem-publish ulang kebutuhan tenaga eksternal kepada beberapa perusahaan outsourcing.
Apa dampak strategic atau non strategic terhadap anda dengan perusahaan outsourcing
Berdasarkan pengamatan pribadi, jika perusahaan outsourcing TIDAK menjalin kerja sama strategik dengan klien, umumnya anda memiliki kesempatan lebih besar untuk menjadi menjadi pegawai tetap pihak klien. Misal saat ini anda bekerja sebagai programmer berstatus tenaga eksternal pada sebuah klien. Jika sewaktu-waktu, klien ini merasa bahwa kebutuhan programmer adalah sebuah kebutuhan yang permanen, maka anda akan mendapatkan prioritas yang tinggi untuk dikonversi dari tenaga eksternal menjadi pegawai tetap klien tanpa melalui proses percobaan. Pihak klien akan membeli anda dari perusahaan outsourcing tempat anda bernaung. Tentu saja pihak outsourcing akan meminta harga yang tinggi dan ini umum terjadi pada saat-saat ekonomi Singapura cukup bagus.
Pada perusahaan yang menjalin kerja sama strategik, mereka umumnya akan memasukkan syarat bahwa anda tidak diperbolehkan pindah dan menjadi pegawai klien (umumnya terdapat batas waktu tertentu, misal 6 bulan atau 1 tahun).
Saya hanya ingin mengatakan, ada baiknya anda menanyakan kondisi ini sebelum anda memutuskan untuk mengambil tawaran tersebut jika berhadapan dengan perusahaan outsourcing. Menurut saya anda berhak dan itu bukan merupakan hal yang tabu untuk menanyakan secara langsung nama klien dimana anda akan ditempatkan. Anda juga berhak menanyakan apakah terdapat larangan bagi anda untuk pindah ke klien. Umumnya, perusahaan yang tidak menjalin kerja sama strategik dengan klien, mereka sering mengatakan hal ini pada saat interview awal "jika performance anda bagus, sangat dimungkinkan klien kita akan mengankat anda menjadi pegawai tetap". Kalimat ini tentu saja, untuk menanamkan minat anda untuk bergabung dengan mereka.
Mengawali Hidup dan Kerja di Singapura
Akhirnya, lebih kurang 2-3 minggu, saya mendapatkan kabar dari contact person saya di Singapura bahwa EP saya telah di-approve oleh MoM. Sehingga saya mulai mempersiapkan diri untuk berangkat ke Singapura dan memulai hidup dan bekerja di kota ini.
MoM akan memberikan surat "pre-approval", untuk menunjukkan bahwa mereka menyetujui permohonan EP. Surat ini akan dikirimkan oleh contact person saya di Singapura lewat pos. Surat ini saya bawa pasa saat terbang ke Singapura dan saya menunjukkan surat ini kepada petugaa imigrasi Singapura di bandara untuk memberi tahukan mereka kalau saya tidak masuk sebagai turis, melainkan sebagai orang yang akan bekerja dan menetap di Singapura.
Keesokan harinya, passport saya diminta untuk proses mendapatkan kartu EP (seperti layaknya sebuah KTP). Semua proses dipersiapkan dan dijalankan oleh perusahaan saya di Singapura. Selang beberapa hari kemudian, saya mendapatkan kartu EP tanpa mengeluarkan satu sen pun dan tidak berhubungan langsung dengan MoM. Berdasarkan informasi yang pernah saya dengar, jika kategori EP yang diajukan adalah Q, pihak MoM meminta kita untuk melakukan test kesehatan.
Apa kemudahan yang saya peroleh selama menjadi hari-hari baru di Singapura
Sebagai orang baru di Singapura saya memperoleh fasilitas kamar selama 2 minggu pertama yang ditanggung oleh pihak perusahaan. Jika kita punya saudara, mungkin kita tidak memerlukan fasilitas ini. Saya sendiri menginap di hotel selama seminggu pertama, karena kebetulan saya mendapat tempat tinggal sendiri dengan dengan mengontrak setelah itu dengan menggunakan uang pribadi saya.
Seluruh biaya pesawat, fiskal (dahulu saya harus membayar fiskal satu juta rupiah) termasuk airport tax ditanggung oleh perusahaan Singapura. Kalau tidak salah, saya memilih Garuda pada saat itu dan perusahaan mengganti semua biaya tersebut di Singapura. Di samping itu, saya juga diperkenankan untuk mendapatkan 50% gaji pertama diawal, jika saya mengingininya guna membiayai segala kebutuhan awal seperti kontrak rumah, saldo awal untuk membuka account bank dan lain sebagainya.
Kebetulan fasilitas tersebut adalah bagian dari kontrak awal saya dengan pihak Singapura, tetapi saya tidak tahu persis apakah hal tersebut akan berlaku secara umum.
Pajak di Singapura
Pada saat saya diinterview pertama sekali oleh pihak Singapura, mereka sudah mengatakan bahwa pajak di Singapura adalah rendah atau mungkin terendah di kawasan ASEAN. Saya menampilkan tabel yang saya dapatkan dari website resmi IRAS. Jika misalnya gaji setahun yang kita dapatkan adalah $80,000 (atau lebih kurang 60 juta per bulan dengan kurs lebih kurang 9000 Rupiah), maka pajak paling tinggi 7%.
Pajak sendiri akan dibayarkan setiap tahun oleh kita. Umumnya, kita tidak mendapatkan tunjangan pajak di dalam slip gaji, melainkan kita harus membayar sendiri setiap tahunnya. Ada proses perhitungan pajak yang akan dikeluarkan oleh IRAS berdasarkan gaji yang kita peroleh di tahun sebelumnya.
Pembayaran pajak tahunan ini dapat dilakukan dengan cara "one-time", dimana kita melakukan transfer sejumlah uang yang telah ditetapkan oleh IRAS. Atau kita bisa mengajukan pembayaran bulanan melalui mekanisme GIRO ke pihak bank dimana kita memiliki account. Ada form yang harus kita isi, untuk memberi wewenang kepada IRAS, sehingga uang kita akan dikurangi tiap bulan (auto debet) sebesar jumlah pajak yang kita bayarkan dibagi selama 12 bulan, tapi terkadang kita tidak perlu membayar sisa bulan ke 12. Dalam hal ini, menggunakan GIRO memberikan kemundahan dan keuntungan bagi kita pembayar pajak. Jika jumlah tagihan pajak kita $6000, maka akan terjadi auto-debet $500 per bulan dan terkadang di bulan ke 12, uang kita tidak di debet.
Sebagai tambahan, terkadang pula pemerintah Singapura memberikan pengurangan terhadap pajak yang kita bayarkan. Misal pada tahun pajak 2012, pemerintah Singapura memberikan pengurangan sebesar 3% dari tagihan pajak atau maksimum $1500. Jika tagihan pajak tahun sebelumnya adalah $6000, maka pajak yang harus kita bayarkan pada tahun ini adalah $6000 - $1500 = $4500.
CPF
Ini adalah sebuah lembaga negara yang mengelola "tabungan masyarakat", saya menggunakan istilah ini, karena semua penduduk Singapura akan memiliki account di CPF. Besaran tabungan yang akan kita setorkan lebih kurang 16% dibayarkan oleh perusahaan dan 20% diambil dari gaji kita. Jika kita mendapatkan gaji $1000 per bulan, maka 20% dari gaji tersebut ($200) harus kita tabung ke dalam account CPF. Kemudian, perusahaan akan menambahkan tabungan CPF kita sebanyak 16% ($160). Artinya setiap bulan, uang yang kita bawa pulang sebagai gaji adalah $800 dan account CPF kita akan bertambah menjadi $360.
Tabungan $360 tersebut akan masuk ke dalam 3 sub-account yaitu ordinary, special dan medisave. Uang yang terkumpul di dalam ordinary account dapat kita ambil untuk hal-hal yang di-approve oleh badan CPF, misal digunakan untuk membeli rumah, mengangsur kredit rumah, biaya pendidikan dan lain-lain. Uang yang terkumpul dalam medisave account, dapat kita gunakan untuk biaya kesehatan kita misal biaya rumah sakit atau membeli asuransi kesehatan. Sedangkan tabungan di special account, hanya dapat diambil pada saat kita memasuki masa pensiun. Di bawah ini, saya tampillkan sebuah tabel mengenai besaran konstribusi dan jumlah yang masuk ke setiap account. Tabel ini saya peroleh dari website resmi CPF.
Apakah kita wajib untuk mengikuti program CPF
Program CPF hanya diwajibkan bagi penduduk Singapore yang berstatus PR (Permanent Resident) atau warga negara Singapura. Jika kita masih menggunakan EP sebagai sebagai kartu penduduk, kita tidak diwajibkan mengikuti program ini.
Saya termasuk beruntung, karena pada saat saya masih memegang EP dan tidak mengikuti program CPF, kantor saya memberikan besaran 16% yang mereka harus serahkan kepada CPF kepada saya sebagai tambahan gaji. Hal ini tidak berlaku di semua perusahaan, jika anda mendapatkan perusahaan seperti ini, jika negoisasi basic salary anda adalah $5000 per bulan, akan ada tambahan cash sebenar 16% ($800), maka gaji yang anda bawa pulang adalah $5,800. Nilai $800 itu, dapat saja ditulis sebagai "program pensiun" di dalam item slip gaji.
Konversi dari EP menjadi PR
Jika akhirnya kita memutuskan untuk menjadi PR, ada beberapa hal yang perlu dicatat terkait masalah CPF ini, karena tidak semua perusahaan memiliki "program pensiun" selama anda memegang EP. Bagi perusahaan yang telah memberikan dana program pensiun selama memegang EP, maka perusahaan akan mengalihkan dana tersebut kepada CPF.
Kemungkinan akan terjadi negoisasi, jika pada saat anda memegang EP perusahaan tidak memberikan uang pensiun. Hal ini karena perusahaan berkewajiban untuk mengalokasi dana tambahan bagi anda sebesar 16% yang sangat dimungkinkan belum dibicarakan selama proses kontrak awal.
Negoisasi ini sangat mungkin terjadi pada saat anda meminta surat sponsor dari perusahaan anda. Untuk meng-konversi EP menjadi PR, kita diminta untuk mengisi sebuah form yang harus ditandatangani dan distempel oleh perusahaan. Pada saat anda meminta surat ini, di saat itulah negoisasi bisa terjadi. Perusahaan terkadang meminta anda untuk membayar 16% kontribusi ke CPF dari gaji anda, jika seandainya PR anda di-approve, artinya 36% tabungan CPF akan secara penuh berasal dari gaji anda.
Title Jabatan
Pada topik ini, sangat hanya ingin melakukan sharing bahwa title jabatan di setiap perusahaan memiliki makna atau level yang berbeda. Andai title jabatan adalah salah satu pertimbangan anda dalam memilih pekerjaan, anda mungkin perlu juga mempertimbangkan level yang sebenarnya dari title tersebut. Saya akan mencoba melihat ini dari pengalaman saya di dunia banking.
Di banking, umumnya terdapat tiga atau lebih title utama yaitu director, vice president, associate. Terdapat bank yang memiliki 2 level director yaitu Managing Director dan Director. Sementara di bank yang lain, terdapat 3 level director yaitu Managing Director, Director dan Aasociate Director. Pada title dibawah Director yaitu Vice President, juga dimungkinkan terdapat 3 level yaitu Senior Vice President, Vice President dan Assistant Vice President. Tetapi, ada juga bank yang hanya memiliki 2 level yaitu Vice President dan Assistant Vice President.
Ada seorang teman kerja saya yang cukup senior dengan title Assistant Vice President, beliau pindah ke bank lain dengan title Vice President. Pada saat kami saling menyapa, beliau ini bilang bahwa di kantor yang baru ternyata langkah untuk menjadi Director tetap tidak langsung, karena setelah masuk ke sana, di atas Vice Presdient masih ada Senior Vice President sebelum masuk ke Director. Sedangkan di kantor saya, di atas Vice President adalah langsung Director. Pada kesempatan yang berbeda, saya bertemu seseorang yang akan diinterview di kantor saya dengan title Director. Saat itu, beliau ini akan diinterview untuk sebuah jabatan dengan title Vice President di kantor saya. Saya bertanya kenapa beliau menerima tawaran head hunter untuk ikut interview, jawaban yang saya dapat adalah karena berdasarkan struktur yang ada, title Director itu ternyata sama levelnya dengan title Vice President di tempat saya. Saya berpendapat bahwa hal ini juga terjadi di industri yang lain, tidak hanya di industri banking.
Terkadang juga, role atau jabatan yang menjadi tanggung jawab kita, akan memilik level title yang berbeda. Misal seseorang yang memiliki jabatan atau tanggung jawab sebagai Lead Technical terkadang memiliki title sebagai Assistant Vice President, sementara itu pada bank yang lain role seorang Lead Technical memiliki title sebagai Vice President atau Senior Vice President.
Sebagai sebuah kota yang memiliki banyak perusahaan global, umumnya perusahaan global ini menggunakan pendekatan global sehingga sangat dimungkian title itu berbeda-beda di setiap perusahaan tergantung kebijakan global yang mereka miliki.
Akhirnya, saya hanya ingin mengatakan bahwa jika memang title adalah bagian yang penting bagi anda, sebaiknya klarifikasi terlebih dahulu struktur level jabatan yang sebenarnya di perusahaan tersebut.