Saturday 5 January 2013

Catatan Pendidikan Dasar (SD) di Singapura (#2)

Tulisan ini saya buat sebagai kelanjutan dari tulisan terdahulu dengan judul yang sama. Dan saya banyak saya lakukan selama perjalanan MRT antara rumah dan kantor.
Pada tulisan ini saya mencoba untuk memberikan catatan bagaimana hubungan antara sekolah dan orang tua murid.

Parent Support Group


Para orang tua membentuk sebuah kelompok yang sering disebut dengan Parent Support Group (PSG). Mereka adalah para orang tua yang dengan sukarela dan siap untuk membantu beberapa kegiatan sekolah para saat diperlukan. Pada saat siswa-siswa mengikuti pelajaran "swimming", para orang tua ini bersedia untuk membantu instruktur, menjaga barang-barang siswa atau mengatur siswa pada saat mandi setelah berenang. Secara sukarela memberikan presentasi atau sharing atau story telling dengan siswa di kelas. Membantu kegiatan school camp atau outing ke tempat-tempat menarik seperti museum, kunjungan ke pemadam kebaran dan lain-lain.

Keanggotaan PSG sangat sukarela tidak ada paksaan. Pada saat sekolah membutuhkan tenaga tambahan untuk suatu kegiatan tertentu, mereka dapat menghubungi PSG. Para orang tua ini, tidak mengharapkan bayaran sama sekali. Mereka justru senang, karena mereka memiliki akses ke sekolah, bisa melihat, memantau atau memberi masukan terhadap aktifitas di sekolah. Mereka jadi tahu, apa saja kegiatan sekolah dan tujuannya. Dan tentu saja network antara orang tua sendiri. Mereka bisa sharing cerita tentang kesulitan anak-anak mereka. Dan mereka juga bisa membuka forum diskusi dengan pihak sekolah (para guru dan juga principal/kepala sekolah). Saya pernah menjadi volunteer untuk kegiatan school camp kelas 1 dan kelas 2. Selama school camp, sekolah bekerja sama dengan event organizer yang menjalankan program school camp dan segenap aktifitasnya seperti layaknya kegiatan outbound dan team building.

PSG juga sering mengadakan kegiatan seminar, workshop atau forum-forum tertentu dengan mengundang para nara sumber mengenai isu-isu parenting yang disponsori sekolah. Termasuk juga event-event "Orang Tua dan Anak". Saya pernah mengikuti event bermain floor ball bersama antara bapak dan anak-anak di sekolah. Floor Ball adalah semacam olah raga Hockey yang dilakukan di atas lantai. Kegiatan ini terselenggara berkat dukungan sekolah dan sport council. Setiap anak mendapat 'stick' hockey gratis, bapak dan anak mencoba berlatih bersama untuk kemudian membentuk satu tim dengan pasangan yang lainnya.

Orang Tua dan Kurikulum


Dari sisi kurikulum, setiap tahun sekolah mengadakan workshop bagi orang tua. Workshop ini dipisahkan berdasarkan kelas, artinya orang tua yang anaknya kelas 1 berada satu group, begitu seterusnya hingga group orang tua kelas 6. Kegiatan ini biasanya dilakukan di awal semester dan pada saat weekend.
Workshop kurikulum ini disampaikan oleh para guru. Guru menyampaikan materi atau topik apa saja yang akan diajarkan kepada siswa selama setahun pada setiap group workshop. Materi yang disampaikan di workshop ini hanya yang diujikan saja. Kelas 1 & 2, memiliki materi Math, English dan Mother tongue.
Guru juga memberikan metode yang akan dia gunakan selama mengajar. Guru juga mengajarkan sedikit topik kepada orang tua dan melakukan simulasi bersama. Misal menyelesaikan kasus matematika tingkat SD. Guru dan orang tua mencoba menyelesaikan bersama.

Setelah itu, guru memberikan beberapa point tentang harapan mereka kepada orang tua, apa yang orang tua bisa lakukan di rumah untuk membantu siswa dalam mempelajari pelajaran sekolah. Kegiatan ini berlangsung kira-kira lebih dari setengah hari dan kita mendapat makanan gratis dari pihak sekolah. Tentu saja dalam setiap sesi selalu terdapat acara tanya jawab dimana para orang tua bisa menanyakan sesuatu yang berkaitan dengan kurikulum sekolah anaknya.

Diary Sebagai Alat Komunikasi Siswa, Guru dan Orang Tua


Setiap siswa mendapatkan buku Diary seperti layaknya buku agenda yang dapat memuat segala komunikasi atau catatan siswa yang tentunya menjadi sarana komunikasi antara siswa, guru dan orang tua. Pada saat siswa mendapatkan pekerjaan rumah dari guru, siswa akan diminta oleh guru untuk menuliskan item ini di dalam agenda atau buku diary mereka dan memberikan indikasi kapan home work tersebut harus di kumpul. Home work ini dapat berupa pekerjaan rumah yang harus dikumpulkan siswa atau pekerjaan rumah yang harus dilakukan melalui website khusus dimana setiap siswa memiliki account.

Pekerjaan rumah yang dilakukan melalui website, dapat berupa mengikuti pelajaran dengan audio visual tertentu, penyelesaikan kasus yang interaktif seperti mendengarkan pertanyaan atau percakapan terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan tersebut.

Semingu sekali, para siswa juga diminta untuk melakukan summary apa yang telah mereka lakukan selama seminggu tersebut dan apa yang mereka rasakan dalam rangka holistic program. Misal sang siswa menuliskan bahwa dia "belajar penambahan", kemudian dia akan menceritakan aktifitas yang dia lakukan selama belajar, misal "saya menggunakan jari tangan saya untuk menghitung dan saya bertanya kepada guru tentang sesuatu yang tidak saya ketahui dan guru menjawab pertanyaan, sehingga saya sekarang mengerti". Kemudian terakhir dia akan mengatakan sesuatu yang dia rasakan di sekolah mengenai pelajaran tersebut, misal dia bisa mengatakan "Saya sekarang punya percaya diri untuk menanyakan sesuatu yang tidak saya ketahui ke guru dan belajar menghitung ternyata sangat menyenangkan". Ungkapan-ungkapan tersebut akan di tuliskan siswa di dalam bukunya dan guru akan membacanya untuk seteruskan sang orang tua akan melihat catatan tersebut di rumah.

Report Semester


Setelah semester pertama selesai, guru wali kelas akan membagikan report ke kepada orang tua. Pada saat ini, orang tua dan guru memiliki slot lebih kurang 10-15 menit untuk saling berdiskusi guna pengembangan sang siswa bersangkutan. Diskusi ini berlangsung one-to-one session. Dalam undangan, umumnya guru akan menyebutkan jam berapa sebaiknya kita datang ke sekolah karena guru harus menyediakan waktu lebih kurang 10-15 menit untuk berbicara secara khusus dengan masing-masing orang tua.

Komunikasi ini berlansung dua arah, guru bisa memberikan semacam feedback tentang anak kita selama proses belajar berlangsung dalam semester terdahulu. Diskusi tidak hanya mengenai pelajaran, termasuk juga minat, sikap dan tingkah laku anak kita selama di sekolah. Orang tua juga dapat menanyakan banyak hal tentang anaknya selama di sekolah atau selama di rumah.

Buddy Buat Siswa Kelas 1


Mari kita lihat, apa yang terjadi pada saat siswa kelas 1 memasuki hari pertama di sekolah. Sekolah tidak menginginkan agar orang tua dapat berinteraksi langsung dengan sang anak selama berada di sekolah. Bagi siswa kelas 1 SD, kondisi ini terkadang dilematis. Umumnya sekolah memiliki aturan, bahwa orang tua siswa kelas 1 dapat berada di lingkungan sekolah dan berada pada area tertentu hanya untuk memastikan bahwa dia dapat melihat anaknya. Tetapi orang tua sangat diharapkan untuk tidak berinteraksi langsung dengan sang anak. Dan ini hanya diperbolehkan pada hari pertama dan hari kedua bagi anak kelas 1.

Pada saat istrirahat dimulai, seluruh siswa kelas 1 akan dikumpulkan di Hall sekolah. Kemudian siswa kelas 5, telah ditunjuk menjadi 'buddy' atau teman untuk masing-masing siswa kelas 1. Seorang 'buddy' akan bersama dengan seorang siswa kelas 1. Mereka akan jalan bersama dan bermain bersama. Sang buddy akan menunjukkan dimana kantin berada, dimana toilet, dimana perpustakaan, cara meminjam buku dan lain sebagainya. Kemudian di kantin, buddy juga agar memberikan arahan bagaimana cara membeli dan memilih makanan. Untuk yang muslim, biasanya 'buddy' sudah mendapatkan informasi dari gurunya, sehingga buddy akan menunjukkan tempat makanan halal. Buddy dan siswa kelas 1 ini akan selalu bersama selama istirahat sekolah. Dan ini berlangsung selama seminggu.

Setelah istirahat selesai, para buddy mengembalikan siswa kelas 1 ke Hall sekolah untuk dipertemukan kembali dengan wali kelas masing-masing untuk kembali belajar di kelas. Selama buddy bekerja, orang tua hanya boleh melihat dari kejauhan pada hari pertama dan kedua saja. Di hari ketiga, orang tua sudah tidak diperkenankan memasuki areal sekolah selama jam pelajaran. Dan buddy, akan terus menemani siswa kelas 1 selama seminggu.


--------
Link:
Topik tentang mengenai kehidupan di Singapura: Kehidupan di Singapura 
Topik tentang mengenali teknologi informasi: Mengenali Teknologi Informasi

No comments:

Post a Comment

Catatan Pendidikan Menengah (SMP) atau Secondary School di Singapura

Perjalanan pendidikan atau education journey yang akan dilalui oleh lulusan SD atau Primary School akan berlanjut ke jenjang berikutnya yang...