Tuesday, 1 January 2013

Catatan Pendidikan Dasar (SD) di Singapura (#1)

Saya tertarik untuk menuliskan catatan mengenai pendidikan dasar di Singapura ini diawali dengan ramainya berita mengenai perubahan kurikulum SD di Indonesia. Dan pada saat yang sama, saya juga membaca sebuah berita berita, yang menurut saya telah menginformasikan sesuatu yang kurang tepat. Tulisan ini, tidak bermaksud untuk membandingkan pendidikan dasar di Singapore dengan negara lainnya. Saya mencoba untuk tidak melakukan penilaian atau perbandingan antar negara, karena saya sendiri tidak memiliki kompetensi yang cukup untuk melakukan hal tersebut. Apa yang saya tuliskan disini, tidak lebih adalah pengalaman yang saya alami selama mendampingi anak saya yang saat ini masih bersekolah di salah satu SD yang dikelola oleh pemerintah di Singapura.

Fasilitas Fisik


Jika kita melihat dari luar, semua SD negeri yang dikelola pemerintah akan memiliki fasilitas lapangan olah raga outdoor (misal lapangan sepakbola) dan indoor sport hall yang dapat dipergunakan untuk kegiatan fisik indoor (seperti lapangan badminton, basket, floorball dan lain-lain).

Mari kita lihat fasilitas di dalam sekolah, terdapat eco garden yang dikelola oleh sekolah dan dirawat secara bersama oleh siswa. Mereka melakukan penyiraman, memberikan pakan ikan dan perawatan rutin. Berdasarkan informasi yang saya dapatkan, perawatan taman ini lebih banyak dilakukan oleh siswa kelas 1 dan 2 sebagai sebuah persiapan bagi mereka untuk mengenal ilmu science sebelum mereka belajar ilmu science secara formal mulai di kelas 3. Taman ini sendiri dibangun bekerja sama dengan NEA (National Environment Agency).

Mari kita lihat lebih dalam menuju ke beberapa ruangan. Beberapa siswa SD berkumpul dengan memegang kamera DSLR dan mereka sering hadir untuk mendokumentasikan kegiatan-kegiatan di dalam sekolah. Saya pernah mendapatkan kesempatan untuk memasuki ruang komputer photography dimana para siswa ini melakukan editing dari hasil foto mereka di ruangan tersebut. Sang guru di ruangan tersebut mengatakan bahwa mereka memang punya club hobby bagi siswa-siswa yang ingin belajar photography.

Tidak jauh dari ruangan tersebut, saya melihat anak-anak SD tersebut bermain-main dengan komputer. Ternyata anak-anak tersebut adalah para siswa yang sedang belajar membuat program game. Bagi siswa yang tertarik untuk belajar bagaimana membuat software game, mereka dapat bergabung dalam kegiatan ini. Saya ditawari untuk membeli CD yang berisi game yang telah dibuat oleh club siswa ini. Saya dan beberapa orang tua yang kebetulan hadir disitu, sangat gembira untuk membelinya sebagai sebuah penghargaan bagi mereka. Dan perlu juga menjadi catatan, mereka juga telah mendapatkan beberapa penghargaan dari beberapa kompetisi nasional untuk pembuatan program game ini.

Masih di lantai satu, saya mendatangi laboraorium science. Beberapa siswa tersebut bermain-main dengan mikroskop, siswa yang lain bermain-main dengan cahaya dan ada juga yang bermain dengan experiment air. Saya melihat banyak peraga science di dalam ruangan tersebut.

Mari kita melihat di lantai atas, saya mendapatkan kesempatan untuk memasuki "black box room". Ruangan ini berwarna hitam penuh dan kedap suara. Ini adalah ruangan yang dapat digunakan untuk latihan drama yang dilengkapi dengan perangkat sound system. Dan masih banyak lagi ruangan lainnya seperti perpustakaan, ruang musik, fitness dan lain-lain.

Kurikulum SD

Terdapat 4 mata pelajaran yang akan diujikan setiap semester dan juga bagian dari ujian PSLE (Ebtanas untuk SD). Pelajaran wajib tersebut adalah Math, English, Mother Tongue dan Science. Khusus pelajaran Science, mulai dipelajari secara formal sejak kelas 3. Pada saat kelas 1 dan 2, siswa lebih fokus kepada 3 pelajaran Math, English dan Mother Tongue.

Di samping pelajaran tersebut, siswa-siswa SD juga memiliki pelajaran tambahan seperti Social Study, Art, Civic & Moral Education, Health Education, Music, Physical Education, Drama dan ICT Skill. Pelajaran ini tidak diujikan secara formal dan tidak memiliki nilai kuantitatif. Saya tidak mengetahui persis, apakah pelajaran tambahan ini adalah sama untuk semua sekolah SD.

Selama anak saya kelas 1 dan 2 SD, hampir tiap hari dia belajar Math, English dan Mother Tongue. Inilah pelajaran yang utama setiap harinya. Sedangkan pelajaran lainnya, lebih merupakan tambahan.

Untuk physical education, berdasarkan informasi dari guru, pelajaran 'berenang' adalah skill fisik yang harus dimiliki siswa SD kelas 1 dan kelas 2. Sekolah bekerja sama degan Sport Council untuk mendapatkan beberapa pelatih renang bersertifikat. Satu guru renang hanya boleh maksimum menangani 10 siswa.

Mother Tongue

Untuk pelajaran mother tongue, terdapat 3 mother tongue yang secara formal terdapat di sekolah yaitu Melayu, Chinese dan Tamil. Siswa akan mengikuti pelajaran sesuai dengan latar belakang keluarga mereka. Jika siswa tidak memiliki latar belakang ras yang ada di Singapura, mereka secara otomatis, anak masuk ke dalam kelas mother tongue Melayu. Melayu adalah bahasa nasional berdasarkan Undang-Undang Dasar Singapura. Dan bahasa melayu memiliki tulisan yang standard seperti layaknya bahasa Inggris. Dan ini berbeda dengan mother tongue Chinese atau Tamil yang memiliki tulisan khusus.

Bagi yang tidak menginginkan atau karena satu dan lain hal tidak dapat mengikuti pelajaran mother tongue, maka orang tua harus mengisi dan mengirimkan form ke kementrian edukasi untuk mendapatkan approval sehingga memperoleh pengecualian untuk tidak mengikuti pelajaran mother tongue.

Dalam hal siswa menginginkan untuk mengikuti pelajaran mother tongue yang berbeda dengan latar belakangnya, hal yang sama harus dilakukan oleh orang tua. Seperti apa yang terjadi pada anak saya yang memilih untuk mengikuti pelajaran mother tongue chinese. Saya harus mengisi form untuk mendapatkan approval dari kementrian edukasi dan menjelaskan alasan yang kuat mengapa anak saya mengikuti pelajaran mother tongue chinese. Saya punya alasan yang cukup kuat untuk hal ini walaupun kami sebagai orang tua tidak memiliki latar belakang chinese. Dengan beberapa pertimbangan dan sedikit test serta rekomendasi dari pengajar mother tongue, maka kedua anak saya memilih pelajaran mother tongue.

Pada saat pelajaran mother tongue berlangsung, anak-anak akan berada pada kelas berbeda dengan kelas normalnya. Mereka dikelompokkan berdasarkan pilihan pilihan mother tongue dan terkadang tergantung kepada level kemampuan si anak pula.

Pelajaran mother tongue, diajarkan oleh guru dengan sertifikasi sebagai pengajar mother tongue. Mereka bukan merupakan wali kelas dan tidak mengajarkan mata pelajaran yang lain.

Math

Ini adalah pelajaran yang hampir tiap hari ditekuni oleh siswa-siswa SD. Dari kelas 1 SD, mereka sudah diperkenalkan model matematika. Pendekatan problem-solving banyak dilakukan dalam pelajaran matematika. Dalam pendekatan problem-solving ini, siswa SD diberikan sebuah problem dengan soal cerita. Setelah mereka membaca ceritanya, mereka diminta untuk menggambarkan model dari masalah tersebut, mereka dituntut untuk memodelkan informasi apa yang mereka ketahui dan apa yang ingin mereka ketahui. Setelah pemodelan selesai, siswa baru menggunakan ilmu tambah, kurang, kali dan bagi yang mereka telah ketahui untuk menyelesaikan masalah.

Dalam pelajaran matematika ini, paling tidak siswa akan menggunakan dua buku. Buku pertama adalah sebuah TEXT book yang berisi segala teori dan buku kedua adalah WORK book. Semua pekerjaan siswa dikerjakan dalam buku WORK book. Kertas di WORK book memiliki robekan di sampingnya, sehingga setelah siswa menyelesaikan satu seksi WORK book, siswa bisa merobeknya untuk kemudian diserahkan kepada guru untuk dikoreksi. Setiap hasil kerja siswa harus ditanda tangani oleh orang tua setelah guru memberikan nilai.

English

Dalam pengajaran sehari-hari, bahasa Inggris adalah bahasa utama yang digunakan di dalam kelas. Dalam pelajaran bahasa Inggris ini, siswa diajarkan kosa kata, komposisi (mengarang), grammar dan lain-lain seperti layaknya kita mengikuti kursus bahasa Inggris. Di bawah ini adalah salah satu pekerjaan dalam pelajaran bahasa inggris untuk kelas 2.


 Dalam ujian, saya meilihat di jadwal ujian anak saya bahwa mereka tidak hanya harus menjalani ujian tertulis, tetapi mereka juga diharuskan untuk menjalani ujian oral. Mereka harus membaca sebuah cerita dan dapat mengekpresikan cerita tersebut, mereka diberikan sebuah gambar kemudian diminta untuk mencerikan gambar tersebut dengan bahasa mereka sendiri.

Science

Untuk pelajaran science, saya coba untuk melihat materi yang diperuntukkan buat siswa kelas 3 SD. Mereka mempelajari  benda mati dan benda hidup. Untuk benda hidup, mereka mendapatkan informasi bagaimana tumbuhan hidup, bagaimana kupu-kupu berkembang biak dan berbagai siklus kehidupan makhluk hidup. Untuk benda mati, mereka mempelajari benda padat, benda cair dan gas. Dalam pelajaran benda mati ini, mereka mengenal istilah kepadatan, volume, panjang dan luas dalam skala pengertian. Tentu saja, buku yang dipergunakan lebih banyak berisi gambar-gambar dan hampir tidak kita temui rumus-rumus yang ruwet.



--------
Link:
Topik tentang mengenai kehidupan di Singapura: Kehidupan di Singapura 
Topik tentang mengenali teknologi informasi: Mengenali Teknologi Informasi

3 comments:

  1. Tulisan Rafi luar biasa!
    Saya tayangkan tulisan tersebut dan saya tanyakan pada seorang guru SD, dan saya tanya: "Menurut kamu kelas berapa yang nulis ini? Lupakan bahasanya, karena bahasa mereka adalah Inggris."
    Dia jawab, kelas lima, kadang kelas 5 pun masih salah dalam menulis.

    ReplyDelete
  2. Mata pelajarannya simple, siswa lebih fokus belajar

    ReplyDelete
  3. Mata pelajarannya sedikit, siswa lebih fokus belajar

    ReplyDelete

Catatan Pendidikan Menengah (SMP) atau Secondary School di Singapura

Perjalanan pendidikan atau education journey yang akan dilalui oleh lulusan SD atau Primary School akan berlanjut ke jenjang berikutnya yang...