Mari kita bayangkan saat membeli sebuah aplikasi atau pada saat penyedia IT menyampaikan hasil pengembangannya kepada kita. Apa yang harus kita lakukan untuk melihat apakah aplikasi tersebut benar-benar telah sesuai dengan keinginan kita, dapatkah kita melihat defect yang terdapat pada aplikasi tersebut secara kasat mata, karena memang aplikasi tidak berbentuk sebuah fisik. Pertanyaan yang muncul adalah, bagaimana kita bisa meyakinkan bahwa kualitas aplikasi yang kita dapatkan telah sesuai dengan harapan kita ?
Di sisi pengembang IT, kita sering melihat para programmer yang mengeluh karena design yang sering berubah-ubah dan penambahan fungsi baru yang tidak terdokumentasi dengan baik sehigga programmer terlalu sering untuk melakukan 'rework' karena tidak adanya kontrol yang baik terhadap dokumentasi design dan fungsi antara pihak pengembang IT dan pihak End-User. Ini dapat mengakibatkan kualitas program yang rendah, keterlambatan dan juga memunculkan biaya baru. Ini adalah sebuah gejala dari tidak adanya proses standar dan baku dalam organisasi IT.
Fenomena Pengembangan Aplikasi
Mari kita lihat beberapa permyataan yang cukup sering kita dengar dalam menjalankan proyek pengembangan aplikasi.
- Seorang manajer pengembangan aplikasi, "Yang penting aplikasinya diimplementasikan terlebih dahulu. Kesalahan atau defect adalah hal yang biasa dan kita bisa perbaiki di versi berikutnya. Itu lebih baik daripada kita menunda sehingga jadwal implementasi menjadi terlambat".
- Seorang manajer proyek, "Kunci dari keberhasilan saya adalah schedule. Jika saya tidak dapat menyelesaikan pekerjaan saya tepat waktu, artinya saya telah gagal menjalankan proyek ini."
Jika kita mampu menjalan sebuah proses yang berkualitas, maka secara umum kita akan menghasilkan produk yang berkualitas. Deming dan Humpey mengembangkan sebuah framework yang kita kenal dengan nama Capability Maturity Model (CMM). Dan kini framework ini telah berkembang menjadi Capability Maturity Model Integration (CMMI).
Apa itu CMMI
Mungkin kita sering mendengar bahwa organisasi IT menyatakan bahwa mereka telah menjalankan CMMI level 3 dan sementara di organisasi yang lain telah mendapatkan CMMI level 4. Dan kita juga mungkin melihat ada organisasi yang sedang memulai untuk mengimplementasikan CMMI di dalam proses pengembangan produk IT.
CMMI adalah sebuah model yang terstruktur untuk menggambarkan level dari proses secara menyeluruh pada sebuah organisasi. CMMI direpresentasikan atau digambarkan dalam 2 bentuk yaitu
- Proses digambarkan sebagai Continous Representation untuk menunjukkan Capability Level
- Proses digambarkan sebagai Staged Representation untuk menunjukkan Maturity Level.
Proses Inti Dalam CMMI
Trdapat beberapa proses inti yang menjadi acuan dalam pelaksaan CMMI bagi sebuah organisasi. Di bawah ini adalah proses inti yang dimiliki oleh CMMI.
Process Management
Project Management
Engineering
Support
Continous Representation atau Capability Level
Capability Level adalah sebuah model untuk menggambarkan bagaimana setiap proses inti berjalan di dalam sebuah organisasi. CMMI memiliki 6 level untuk setiap proses inti:
- Level 0: Incomplete
- Level 1: Performed
- Level 2: Managed
- Level 3: Defined
- Level 4: Quantitatively Managed
- Level 5: Optimizing
Setiap organisasi tentu bisa memiliki satu atau dua proses inti yang menurut mereka sangat penting dan berada pada level 4 atau 5, sementara di organisasi berbeda dapat memiliki level berbeda-beda untuk setiap proses inti.
CMMI memiliki panduan dan tim yang dapat menilai atau mereview untuk melihat capability level untuk setiap proses inti di dalam sebuah organisasi. Secara singkat, penjelasan capability level adalah sebagai berikut.
Capability Level 0: Incomplete
Sebuah proses area dapat dikategorikan berada pada level ini, jika proses tersebut memang tidak dimiliki oleh organisasi yang bersangkutan atau berjalan secara partial.
Capability Level 1: Performed
Proses area tersebut sudah menjadi bagian dari sesuatu yang wajib dalam menjalankan kegiatan. Walaupun masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya baik disisi kualitas maupun schedule. Prinsipnya proses sudah berjalan dan menjadi sesuatu yang wajib sebagai titik awal.
Capability Level 2: Managed
Sebuah proses berada pada level ini, jika proses ini selalu direncanakan, dilakukan, dimonitor dan berjalan pada setiap aktifitas pengembangan. Ini berarti bahwa, organisasi ini selalu menjalankan proses ini di setiap proyek pengembangannya. Terdapat fungsi perencanaan dan kontrol.
Capability Level 3: Defined
Sebuah proses berada pada level ini, jika proses itu didefinikan secara menyeluruh di dalam sebuah organisasi. Pada level 2 ("Managed"), sangat dimungkinkan proyek A dan B menjalankan proses requirement analysis, tetapi mereka melakukannya dengan cara yang berbeda. Sehingga team di proyek A, sangat sulit untuk memahami proses dan dokumentasi dari requirement analysis di proyek B. Pada level 3 ("Defined"), semua proses telah didefinisikan secara baku sehingga semua orang di dalam organisasi ini memiliki cara yang sama untuk melakukan sebuah proses tertentu.
Capability Level 4: Quantitatively Managed
Di level ini, sebuah proses akan dimonitor menggunakan pendekatan kuantitatif untuk mengukur apakah sebuah proyek benar-benar menjalankan proses secara tepat.
Capability Level 5: Optimizing
Sebuah proses berapa pada level ini di dalam sebuah organisasi, jika terdapat sebuah aktifitas atau tim yang fokus untum mempelajari atau mereview. Ini adalah sebuah pengembangan dari level 4.
Melalui proses review dan analisa dengan metode tertentu, sebuah organisasi IT dapat memiliki Continous Representation atau Capability Level untuk semua proses inti yang telah didefinisikan oleh CMMI. Kita dapat merepresentasikan melalui sebuah grafik atau menggunakan tabel. Mari kita liat contoh berikut :
- Requirement Management (REQM): level 3
- Project Planning (PP): level 3
- Project Monitoring and Control (PMC): level 2
- Supplier Agreement Management (SAM): level 2
Staged Representation atau Maturity Level
Jika kita mendengar sebuah organisasi telah menjalankan CMMI level 3, ini menunjukkan bahwa organisasi ini berkaitan dengan "Staged Representation" atau "Maturity Level". Artinya organisasi ini telah mendapatkan sertifikat Maturity Level 3 dalam implementasi CMMI.
Pada Continous Representation atau Capability Level, kita melihat satu persatu proses inti yang ada dan mencoba untuk mengkaji dan mereview sampai sejauh mana implementasi proses inti tersebut di dalam organisasi.
CMMI juga dikenal dengan satu model dengan 2 representasi. Sekarang kita melihat representasi kedua dari CMMI yang sering disebut sebagai "Staged Representation" dan menggunakan "Maturity Level" sebagai tolak ukurnya. Dalam Maturity Level, kita melihat sejauh mana organisasi telah menjalankan seluruh proses inti yang terdapat pada CMMI. Maturity Level akan melihat semua proses tersebut untuk menggambarkan "Staged Representasi".
Terdapat 5 Maturity Level dalam CMMI
Secara sederhana, makna dari level tersebut adalah sebagai berikut :
Maturity Level 1: Initial
Secara umum, organisasi yang berapa pada level 1 adalah organisasi yang belum menjalankan CMMI. Tidak terdapatnya proses yang standar dalam pengembangan IT, banyak perubahan yang bersifat ad-hoc (begitu terdapat defect, langsung di coba diperbaiki tanpa melihat penyebab utama secara menyeleruh) dan sangat sedikit kontrol. Organisasi semacam ini umumnya sangat tergantung terhadap 'orang', tidak tergantung kepada 'sistem'. Jika terdapat satu orang yang 'cerdas', dia akan menangani semuanya sebagai 'hero' dan pada saat 'orang' ini tidak ada, maka proyek akan bergoyang.
Maturity Level 2: Managed
Organisasi ini telah memiliki beberapa proses yang sering digunakan salam setiap proyek pengembangan, tetapi tidak terdapat keseragaman secara menyeluruh. Proses sudah mulai berjalan secara konsisten, tetapi tidak menyeluruh di semua lini organisasi.
Maturity Level 3: Defined
Ini adalah level yang paling umum disasar oleh hampir seluruh organisasi pada saat mereka mengimplementasikan CMMI. Pada level ini, semua lini organisasi menjalankan proses yang sudah didefinisikan pada level organisasi dan semua tim paham bagaimana proses seharusnya berjalan.
Maturity Level 4: Quantitatively Managed
Pada level ini, organisasi seudah semakin advance. Mereka mulai menerapkan konsep kuantifikasi pada setiap proses, selalu diawasi dan dikontrol.
Maturity Level 5: Optimizing
Ini adalah level puncak dalam CMMI, dimana innovasi dan optimasi proses senantiasa dipantau dan dianalisa.
Mapping Proses Inti dan Maturity Level(Staged Representation)
Disamping penjelasan sederhana diatas, CMMI juga memiliki mapping antara Maturity Level dan Proses Inti yang harus terdapat pada level tersebut. Mapping tersebut adalah sebagai berikut :
Maturity Level 2:
Maturity Level 3:
Maturity Level 4:
Maturity Level 5:
Penutup
CMMI adalah sebuah model dengan menggunakan 2 macam representasi untuk menunjukkan bagaimana sebuah organisasi me-manage semua proses dalam setiap proyek pengembangan untuk mencapai produk IT yang berkualitas.
--------
Link:
Topik tentang mengenai kehidupan di Singapura: Kehidupan di Singapura
Topik tentang mengenali teknologi informasi: Mengenali Teknologi Informasi
Semoga Bermanfaat.
Tampines (Singapore)
No comments:
Post a Comment