Thursday, 19 November 2020

Mari Mengenali, Bagaimana Petugas Bendahara di Bank Berinteraksi Menggunakan Teknologi dan Infrastruktur SWIFT

Pernahkah kita membayangkan bagaimana peran SWIFT sebagai infrastruktur Teknologi Informasi bisa membantu para bendahara (unit Treasuri) di semua bank untuk saling berinteraksi untuk menjamin bank tetap beroperasi. 


Cerita Singkat 

Bank XYZ Indonesia, saat ini membutuhkan mata uang Yen Jepang yang cukup banyak, pada saat yang sama memiliki mata uang Euro yang berlebihan di lemari uang mereka. Apa kira-kira yang akan dilakukan oleh petugas bendarara Bank XYZ Indonesia untuk mendapatkan Yen yang dibutuhkan saat ini? 

Tentu saja petugas bendahara di Bank XYZ Indonesia, akan mencari atau menghubungi para petugas bendahara di seluruh dunia untuk mengetahui siapa saja dapat atau bersedia membantu baik lewat saluran  telpon, mengirim broadcast teks atau apa saja agar bendahara di bank lain mengetahui kondisi ini. Akhirnya, ada satu petugas bendahara di Bank BISA Jepang yang mengirimkan kabar jika dia bisa membantu. Maka terjadilah diskusi untuk saling tukar-menukar uang antara mata uang Euro. 

Katakanlah, disepakati jika Bank BISA akan mengirimkan uang 100,000,000 Yen dan Bank XYZ akan menukarnya dengan angka 820,000 Euro. Kesepakatan ini bisa berlangsung lewat chatting, lewat lisan atau media apa saja. Bagaimana agar kesepakatan ini bisa menjadi kontrak hukum dan bagaimana proses pengiriman uangnya? 

Di sinilah SWIFT akan mengambil peran.


SWIFT Sebagai Kantor Pos Bank Sedunia

SWIFT dapat kita bayangkan secara sederhana sebagai kantor pos besar berbasis elektronik menggunakan kemampuan teknologi informasi sehingga semua bank di dunia bisa saling berkirim surat. Yang berbeda dari kantor pos, SWIFT memiliki banyak dokumen atau surat dengan format dan pola yang telah spesifik sehingga seluruh bank di dunia harus mengikuti format itu. 

Surat atau dokumen yang mengalir akan memiliki alamat pengirim, alamat penerima dan juga terbungkus dalam amplop yang cukup aman.




Dokumen Kontrak Perjanjian Pertukaran Mata Uang

Untuk perjanjian kontrak pertukaran mata uang, SWIFT memiliki dokumen yang bernomor 300 dengan format yang telah diketahui oleh semua bank di dunia. Ini yang kemudian akan terjadi -
  • Bendahara Bank XYZ akan mengirimkan dokumen seri 300 yang memuat semua kesepakatan yang telah disetujui bersama. Dokumen ini dikirimkan ke Bank BISA
  • Bendahara Bank BISA juga melakukan hal yang sama untuk mengirimkan dokumen seri 300 ke Bank XYZ
  • Surat-menyurat ini berlangsung secara elektronik dengan menggunakan infrastruktur SWIFT. 

Matching Confirmation

Semua Bank memiliki mekanisme atau sistem atau aplikasi atau cara tertentu agar kedua dokumen tersebut mengandung isi yang sama secara substansi (misal jumlah uang, mata uang, tanggal). Jika mekanisme ini dilakukan oleh perangkat lunak atau software komputer, nama software ini disebut sebagai aplikasi "Matching Confirmation". Banyak di pasaran software yang menjual produk ini.


Langkah Terakhir

Secara perbankan, langkah ini disebut "Settlement". Kapan hal ini terjadi?

Dengan menggunakan aplikasi Matching Confirmation, Bank XYZ akan menguji dan memastikan bahwa dokumen seri 300 yang telah dikirim match dengan dokumen seri 300 yang telah diterima dari Bank BAIK. Jika aplikasi ini mengeluarkan konfirmasi positif, maka aplikasi ini akan men-trigger sebuah dokumen seri 202 untuk proses pengiriman uang Euro ke Bank BAIK. Tentu saja Bank BAIK akan melakukan hal yang sama dan mengirimkan sejumlah Yen ke Bank XYZ. Ini kemudian dikenal sebagai proses "Settlement". 

Penutup


Inilah salah satu dari sekian banyak peran Bendahara di bank dan peran SWIFT yang menghubungkan semua bank di dunia.


Link:
Topik tentang mengenai kehidupan di Singapura: Kehidupan di Singapura 
Topik tentang mengenali teknologi informasi: Mengenali Teknologi Informasi

Wednesday, 18 November 2020

Sekolah Menengah Spesialis dan Independent

Anak-anak memang telahir sebagai insan yang unik dan memiliki terkadang memiliki skill atau kecintaan terhadap bidang tertentu. Bukan hal yang asing bagi kita untuk menjumpai anak-anak yang memiliki bakat/hobi di bidang olah raga, seni, suka terbenam dalam riset-riset ilmu alam terapan atau suka sekali dengan dunia matematika dan terapannya di dunia ilmu alam.

Mereka terlahir dengan bakat itu dan berkeinginan untuk terus mengasah bakat mereka sekaligus bersekolah sebagaimana layaknya teman-teman yang lain selesai mereka menyelesaikan pendidikan SD atau Primary School. Untuk tujuan ini. Singapura ternyata memiliki sekolah yang dikategorikan sebagai "Specialised Independent School".

Sewaktu tulisan ini saya buat, terdapat 4 sekolah menengah pemerintah dalam kategori ini, yang dapat dipilih setelah siswa lulus dari Sekolah Dasar atau Primary School:

  • NUS High School of Mathematics and Science
  • School of Science and Technology
  • School of the Arts
  • Singapore Sports School

Proses Seleksi atau Audisi

Istilah Specialised bermakna bahwa sekolah ini memiliki kekhususan untuk membina bakat tertentu yang dimiliki siswanya. Sehingga sebelum memasuki sekolah ini, siswa harus menjalani semacam seleksi khusus yang dilakukan oleh sebuah team sekolah. Proses seleksi ini sudah mulai dilakukan justru sebelum para siswa menjalani ujian akhir tingkat Sekolah Dasar.

Untuk menggambarkan bagaimana tahapan proses seleksi siswa ini, saya akan mencoba me

ngambil contoh di School of the Arts (SOTA) yang secara kebetulan saya pernah menjalani sedikit pengalaman di sekolah ini.

Mari kita mulai dengan pilihan seni yang tersedia di sekolah ini, yaitu Dance, Film, Literary Arts, Music, Theather dan Visual Arts. Siswa yang berminat harus mendaftarkan diri dengan menyertakan port folio yang anak-anak miliki selama sampai mereka SD. Ini bisa saja, video saat mereka tampil di konser, sertifikat dari lembaga terkait, contoh gambar atau karya seni visual (baik 3D atau 2D) atau rekaman penunjang lainnya sesuai dengan pilihan seni yang ingin mereka daftarkan.

Ini adalah proses seleksi tahap pertama dan tim seleksi akan memilih siapa saja yang berhak untuk dapat melanjutkan ke proses seleksi tahap 2 yakni audisi atau presentasi atau interview dan juga semacam psikotest. Hasil dari tahap 2 inilah yang akan memperoleh tiket untuk memasuki sekolah SOTA.

Tahapan terakhir dari semua ini adalah para siswa harus LULUS dari Ujian Akhir Sekolah Dasar. Mereka mempersiapkan diri untuk Ujian Akhir Nasional Sekolah Dasar, jika mereka dinyatakan LULUS, maka mereka akan diterima secara penuh menjadi siswa di SOTA.


Masa Pendidikan dan Kurikulum

Kata Independent yang melekat pada jenis sekolah ini, menunjukkan mereka bisa memilih kurikulum yang berbeda dengan kurikulum yang dijalani oleh sekolah pemerintah pada umumnya. Untuk SOTA, mereka akan menjalani kurikulum IB (International Baccalaureate), sedangkan kurikulum standar untuk sekolah menengah milik pemerintah di Singapura adalah kurikulum Cambridge.

Masa pendidikan yang harus dilewati oleh siswa yang memilih jalur ini adalah selama 6 tahun. Hal ini juga berbeda dengan pola jalur standar yang harus melewati tahapan Secondary School atau SMP terlebih dahulu.


Kemana Mereka Setelah Lulus

Untuk SOTA, mereka bisa masuk ke universitas mana saja sesuai dengan nilai akademik yang mereka dapatkan. Karena pada dasarnya mereka menjalani proses akademik sesuai standar kurikulum yang dijalani. Untuk SOTA, mereka memiliki 2 pilihan yaitu IBDP (IB Diploma Programme) dan IBCP (IB Career Programme).

Bagi yang memilih jalur IBCP, maka mereka dapat dipastikan melanjutkan sekolah karier seni ke jenjang yang lebih profesional. Sedangkan yang menjalani IBDP, mereka akan mendapatkan skor sesuai standar kurikulum IB dan bisa mendaftar ke Universitas dan jurusan yang mereka minati.

Prinsipnya, sekolah mengasah kemampuan bakat mereka (seni, olah raga, matermatika, terapan ilmu alam) dan mencari pengalaman yang banyak dengan bakat yang mereka miliki. Tetapi pada saat yang sama, mereka tetap harus menjalani proses akademik. 



Link:
Topik tentang mengenai kehidupan di Singapura: Kehidupan di Singapura 
Topik tentang mengenali teknologi informasi: Mengenali Teknologi Informasi

Politeknik di Singapura Tanpa Perlu Sekolah di SMU/A

Hmm, ternyata sekolah di SMU atau SMA tidak wajib untuk dijalani dalam perjalanan pendidikan seseorang di Singapura. Kok bisa? Gambar di bawah ini, mencoba mengilustrasikan bagaimana journey education atau pilihan perjalanan pendidikan yang tersedia bagi seseorang di Singapura. Ada 3 jalur pendidikan untuk membangun skill sebelum masuk ke dunia kerja yaitu ITE (Institute of Technical Education), Politeknik dan Universitas.





Hanya Universitas Yang Memerlukan Pendidikan SMU/A

Kalau kita punya keinginan untuk melanjutkan pendidikan tinggi ke Universitas untuk menjadi peneliti, maka kita menjalani pendidikan Junior College selama 2 tahun setelah lulus SMP (Secondary di Singapura). Di sekolah-sekolah milik pemerintah, akhir dari masa pendidikan di Junior College adalah menjalani ujian A-Level yang berbasis kurikulum dari Cambridge. Skor atau nilai dari A-level inilah yang akan menentukan pilihan yang sesuai untuk menjalani pendidikan di tingkat Universitas. 

Selama pendidikan 2 tahun di Junior College, siswa lebih banyak terlibat dalam kegiatan proyek akademik, belajar di kelas dan kemampuan membuat analisa serta laporan sebagai persiapan menuju pendidikan di Universitas.

Ujian Akhir di SMP Singapura

Saat tulisan ini dibuat, ada 3 stream atau kelopok lulusan SMP di Singapura berdasarkan kemampuan akademik. Yaitu kelompok Express, Normal (Acadmic) dan Normal (Technical). Bagi kelompok Stream Express, mereka akan menjalani ujian akhir O-level. Nilai akhir dari O-level ini yang akan menentukan pilihan jurusan dan universitas tujuan berdasarkan 6 mata pelajaran yang mereka minati dan tekuni yang kemudian dikenal dengan istilah L1R5, yang meliputi:
  • L1 - Language (misal Bahasa Inggris)
  • R1 - Relevant 1 (Matematika)
  • R2 - Relevant 2 (salah satu mata pelajaran science, misal  Kimia/Fisika/Biologi)
  • R3 - Relevant 3 (salah satu mata pelajaran humanity, misal Sejarah/Geografi)
  • R4 - Relevant 4 
  • R5 - Relevant 5
Itu artinya, setiap siswa SMP akan memiliki variasi L1R5 yang berbeda-beda sesuai pilihan yang telah ditetapkan selama menjalani pendidikan di SMP. Misal ada siswa yang milih Bahasa Inggris, Matematika, Kimia, Geografi, Biologi dan Seni. Sementara ada siswa yang lain mungkin saja Bahasa Inggris, Matematika, Kimia, Geografi, Biologi dan Fisika. Siswa SMP sudah harus memilik kombinasi mata pelajaran mereka sendiri dan menjalani pendidikan sesuai pilihannya serta ujian hanya untuk pelajaran yang mereka pelajari.


Pendidikan di Politeknik

Ini dia yang berbeda, jika kita menginginkan masuk Politeknik di Singapura, maka kita tidak perlu menjalani pendidikan SMA/U (atau Junior College). Setelah lulus SMP dan syarat akadmik yng cukup, maka kita bisa langsung masuk Politeknik untuk selajutnya siap bekerja di dunia kerja yang kita minati.

Di Singapura sendiri terdapat 5 politeknik lokal yang menawarkan cukup banyak pilihan courses, yaitu:
  • Nanyang Polytechnics
  • Ngee Ann Polytechnics
  • Republic Politechnics
  • Singapore Polytechnics
  • Temasek Polytechnics 

Pilihan Pendidikan di Politeknik

Banyak sekali pilihan yang tersedia dan dapat dipilih sesuai dengan kemampuan akademik, minat dan bakat. Saya coba tampilkan beberapa pilihan yang tersedia:
  • Applied Sciences
    • Kimia Terapan
    • Biomedical
    • Teknik Kimia
    • Ilmu Makanan dan Teknologi
    • Parfum dan Kosmetik
    • Optometri
    • Farmasi
  • Build Environment
    • Arsitektur
    • Teknik Sipil
    • Manajemen Fasilitas
    • Event and Project Management
    • Arsitektur Landscape
  • Bisnis & Manajemen
    • Akutansi
    • Bank & Keuangan
    • Turis dan hospitality
    • Administrasi Bisnis
    • Psikologi SDM
    • Media Massa
  • Engineering
    • Teknik Aeronautical
    • Nano teknologi dan material
    • Elektronika Aerospace
    • Teknologi Komputer
    • Teknik Elektro
    • Teknik Mesin
    • Mechatronics & Robotika
  • Dan masih banyak lagi pilihan yang tersedia, termasuk bidang Kemaritiman, Media&Design, IT dan lain-lain. Dan masing-masing bidang memiliki beberapa jurusan.



Link:
Topik tentang mengenai kehidupan di Singapura: Kehidupan di Singapura 
Topik tentang mengenali teknologi informasi: Mengenali Teknologi Informasi

Tuesday, 17 November 2020

Aplikasi Berbasis Microservices dalam dunia Komputasi Cloud

Kita tentu pernah menggunakan aplikasi atau software untuk keperluan bisnis atau menjalankan sebuah aktifitas yang memertlukan alat bantu aplikasi berbasis komputer. Aplikasi ini sebenarnya berjalan dalam sebuah infratruktur yang kemungkinan rumit untuk dapat selalu dikembangkan atau dikelola secara baik dan cepat.

Kini muncul sebuah konsep pengembangan atau membangun aplikasi berbasis Microservices yang mampu mengubah cara kita mengelola aplikasi yang rumit dan selalu berkembang karena perubahan kebutuhan yang cepat.

Monolitik (Monolithic) vs Microservices

Cara yang paling gampang, untuk menggambarkan apa itu Microservice adalah dengan membandingkannya dengan cara lama yang kini kita kenal sebagai Monolitik.


Sebuah aplikasi besar akan memiliki banyak service (layanan, fungsi atau tugas) yang saling terkait satu sama lain untuk menghasilkan sebuah hasil kerja yang diharapkan.

Dalam aplikasi berbasis Monolitik, semua service, fungsi atau tugas itu sudah saling diikat atau dibungkus dalam satu kemasan yang tidak dapat dipisahkan kembali. Mereka sudah terikat dalam satu ikatan sebagai sebuah produk.

Aplikasi berbasis Microservices tidak membungkus service yang ada dalam satu kemasan, melainkan masing-masing berdiri sendiri sebagai sebuah microservices. Kita bisa merangkai masing-masing fungsi itu sesuai dengan kebutuhan yang kita inginkan dan juga kita bisa menentukan berapa banyak service yang dibutuhkan untuk memaksimalkan peran aplikasi secara keseluruhan.

Apa Keuntungan dari Aplikasi Berbasis MicroServices

Pada aplikasi berbasis MicroServices, jika service atau fungsi atau tugas nomor 2 ditemukan bug atau masalah yang harus diperbaiki, maka kita hanya perlu fokus memperbaiki potongan program yang terdapat pada service nomor 2 tanpa mengubah atau menyentuh potongan program yang terdapat pada service yang lain serta mengaktifkannya kembali setelah perbaikan. Mari kita bandingkan dengan aplikasi berbasis Monolitik, kita harus membuka ikatan-ikatan itu dan menjaga ikatan tersebut agar bisa digabungkan kembali pada saat kita selesai memberbaiki. Sehingga perbaikan di dalam aplikasi berbasis MicroServices bisa berjalan lebih cepat dan dengan resiko yang kecil.

Aplikasi berbasis Microservices akan berjalan dalam sebuah environment atau infrastruktur tertentu, yang memudahkan kita untuk bertindak lebih cepat jika dibutuhkan. Mari kita ilustrasikan, service 1 adalah potongan program yang berfungsi untuk menginput data yang dilakukan oleh pengguna aplikasi. Ternyata, setelah jumlah pengguna bertambah menjadi 2 kali lipat sehingga proses input menjadi lambat karena melayani banyak input data. Sedangkan service 2 adalah proses untuk melakukan update ke database tetap berjalan sangat cepat.

Dengan aplikasi berbasis Microservices, dengan mudah, kita bisa menambah jumlah service 1 berjalan lebih banyak di environment tanpa perlu melakukan perubahan di dalam program. Dengan penambahan ini, pengguna yang banyak akan dilayani oleh beberapa proses yang berjalan paralel sedangkan service 2 ternyata masih cukup cepat untuk bekerja dengan 1 proses saja.  


Microservices dan Container

Container adalah sebuah konsep dimana program-program microservices bisa berjalan secara independent dan tidak tergantung oleh bahasa pemprograman apapun. Kita bisa saja membuat potongan program microservices menggunakan bahasa Java, Python, PERL atau bahasa lainnya. Potongan program ini, kemudian akan dibuild atau dibentuk sebagai sebuah Image. Pada saat sebuah potongan program sudah berubah menjadi image, dia bisa berjalan di Container Engine sebagai sebuah microservices yang berjalan secara independent. Image akan terbentuk dengan menggabungkan potongan program yang kita buat termasuk semua objek yang diperlukan sehingga begitu menjadi Image, dia siap untuk berjalan sebagai proses yang berdiri sendiri.

Apa yang perlu kita lakukan untuk mengimplementasikan semua ini? Kita cukup melakukan instalasi software yang berfungsi sebagai Container Engine (misal , softwareyang populer saaat ini adalah Docker). Pada saat Docket terinstall di komputer kita, kita dengan mudah dapat memasukkan semua image yang kita inginkan (atau potongan program yang sudah di-build untuk berjalan di Container, apapun bahasa pemprogrammannya).  



Java Spring Boot

Bagi programmer yang terbiasa menggunakan Java, kini terdapat sebuah framework yang namanya Java Spring Boot. Dengan menggunakan framework ini, kita bisa membuat potongan program dengan Java, kemudian kita bisa membuat paket yang berisi semua object yang dibutuhkan agar potongan program java kita bisa berjalan independent.

Mari kita lihat, jika saat ini kita memiliki website yang dibangun dengan Java. Kita perlu menginstall Tomcat sebagai application server, kita perlu mengatur konfigurasi tomcat dan kita perlu mengatur semua library yang dibutuhkan. Artinya potongan program Java kita tidak dapat berjalan sendirian, saya perlu menjalankan tomcat terlebih dahulu, kemudian tomcat akan memanggil program website saya.

Bandingkan jika kita menggunakan framework Java Spring Boot, potongan program website yang kita buat akan dibentuk menjadi sebuah paket (misal menghasilkan satu file program_saya.jar) yang sudah menggabungkan semua kebutuhan library dan konfigurasi untuk berjalan secara independent. Saya hanya butuh memanggil program_saya.jar, tanpa perlu tambahan apapun.

Itu sebabnya, framework Java Spring Boot cukup populer dalam pengembangan aplikasi berbasis microservices, jika anda adalah programmer yang terbiasa menggunakan Java.

Bagi anda yang tidak terbiasa menggunakan Java, jangan kuatir karena anda bisa menggunakan bahasa yang anda kuasai untuk membangun Image yang juga siap berjalan di Container.


--------
Link:
Topik tentang mengenai kehidupan di Singapura: Kehidupan di Singapura 
Topik tentang mengenali teknologi informasi: Mengenali Teknologi Informasi

Catatan Pendidikan Menengah (SMP) atau Secondary School di Singapura

Perjalanan pendidikan atau education journey yang akan dilalui oleh lulusan SD atau Primary School akan berlanjut ke jenjang berikutnya yang...