Aktifitas Co-Curricular
Istilah ini memiliki makna yang sama dengan "ekskul" atau ektra kurikulum yang sering kita dengar di sekolah. Secara akademik, aktifitas yang dijalani siswa dalam kegiatan ini tidak akan memberikan dampak kepada nilai akademi yang diujikan oleh pihak sekolah sebagai sebuah standar "konvensional" untuk melihat kemajuan siswa. Kita banyak melihat bahwa kegiatan ini lebih cenderung kepada pengembangan hobby atau sekedar tambahan aktifitas untuk menghindari kegiatan yang monoton terhadap aktifitas akademis.
Tetapi dengan sebuah sistem yang dirancang dan dikelola dengan baik, aktifitas ini justru menurut saya akan memberikan kontribusi yang cukup penting kepada siswa SD dalam mempersiapkan masa depan mereka kelak. Menurut saya, pendidikan holistik adalah membangun kemampuan akademik dan juga membangun soft-skill yang dapat dirancang melalui kegiatan-kegiatan di luar kurikulum.
Saya akan memulai sebuah cerita hanya berdasarkan pengamatan dan pengalaman selama mendampingi anak-anak saya yang saat ini sedang menempuh pendidikan sekolah dasar di Singapura. Mereka telah diminta secara sukarela untuk memilih kegiatan CCA (Co-Curricular Activity) sejak dari kelas 1 SD walaupun bukan merupakan sebuah keharusan, hanya merupakan sebuah pilihan sukarela.
Co-Curricular Membangun Sistem Pendidikan Holistik
Secara kebetulan, anak-anak saya diminta untuk berpartisipasi dalam kegiatan SYF yang merupakan sebuah kegiatan tahunan tingkat nasional yang membuka peluang bagi siswa-siswa Sekolah Dasar untuk dapat menampilkan kemampuan mereka. Kegiatan yang bersifat nasional ini tentu saja akan menggugah para siswa untuk mencari dan belajar agar dapat berpartisipasi secara maksimal.
Dari keterlibatan saya dalam membantu anak-anak mempersiapkan SYF, saya mendapatkan sebuah kesan bahwa program co-currricular ini dapat dijadikan sebagai sebuah konsep dalam membangun karakter dan mempersiapkan anak didik untuk dapat memahami proses kehidupan secara holistik. Saya melihat bahwa, yang terpenting bukan menjadi juara dalam bidang art yang mereka tekuni pada kegiatan co-curricular tertentu. Melainkan bagaimana mereka membangun proses, mulai dari mempersiapkan diri, berkomitmen terhadap 'goal' bersama, saling mengisi kekurangan dan bekerja sama antara para siswa, guru dan orang tua.
Selama kita mampu untuk menjaga motivasi anak-anak dan tidak memaksakan target yang kita miliki kepada mereka, saya mellihat mereka akan sangat menikmati proses tersebut secara maksimal dan menarik pelajaran yang cukup penting dalam kehidupan mereka kelak. Biarkan mereka menetapkan target mereka sendiri dan menikmati kegiatan tersebut secara maksimal. Dalam sebuah briefing persiapan menuju pentas di SYF, sang guru memang memiliki target agar tim ini bisa mendapatkan award "Distiction", dan saya kira itu sangat wajar dan natural. Tetapi apa yang dia sampaikan kepada para anak didiknya tentu dengan cara yang berbeda. Dia senantiasa mengatakan "just try the best we can do" atau "do with the best level of effort" yang lebih menekankan untuk memberikan motivasi untuk selalu melakukan sesuatu secara maksimal. Sementara itu, sang guru sering menutup kalimatnya dengan mengatakan bahwa "apapun hasil dari SYF, akan membuat dia selalu senang selama semua muridnya telah melakukan yang terbaik untuk itu".
CCA di Sekolah Dasar
CCA sendiri bukan meruapakan sebuah pilihan wajib bagi seluruh siswa untuk berpartisipasi. Sekolah hanya membuka kesempatan kepada semua siswa untuk memilih sendiri kegiatan ekskul mereka sesuai dengan minat mereka. Tentu saya, sekolah sangat menekankan bahwa semua siswanya untuk memilih CCA walaupun bukan merupakan sesuatu yang wajib.
Di setiap awal tahun, sekolah membuka "bazar CCA" dengan mengundang orang-tua dan seluruh siswa untuk hadir di sekolah. Selama bazar ini berlangsung, orang tua dan siswa dapat bertanya lansung kepada guru yang mengelola masing-masing CCA tentang apa saja, misal prestasi selama ini, bagaimana bentuk kegiatannya, apa saja syaratnya dan lain-lain sebagaimana. Umumnya, setiap stand CCA memiliki alat peraga atau sesuatu yang bisa dicoba oleh para siswa selama bazar berlangsung, bisa sebuah stick softball bersama bolanya, hasil kegiatan "pramuka", alat-alat musik tertentu, hasil pemotretan "club fotografi" atau hasil software game oleh club game programmer.
Pada saat bazar ini berlangsung, siswa dapat melakukan registrasi langsung dengan persetujuan atau tanda tangan orang tua masing-masing. Atau bisa saja, melihat-lihat terlebih dahulu untuk selanjutnya berdiskusi di rumah sebelum memutuskan CCA apa yang akan dipilih selama tahun berjalan.
Program Nasional Berkaitan CCA
Kegiatan CCA ternyata tidak hanya ber-skala sekolah. Di tingkat nasional, terdapat event-event yang dirancang dan dipersiapkan oleh kementrian pendidikan guna memberikan motivasi siswa dan sekolah untuk berpartisipasi yang pada akhirnya dapat memberikan sebuah proses pendidikan yang holistik. Siswa dan sekolah ber-proses untuk belajar membangun kebersamaan sebagai sebuah tim.
Secara kebetulan anak-anak saya pernah ikut serta dalam kejuaraan softball nasional tingkat "junior boy", pernah berpartisipasi dalam "pameran lukisan dalam kegiatan "SYF - art Exhibition" dan juga pernah berpartisipasi dalam "SYF-Guzhen competition".
Dalam beberapa hal saya ikut terlibat langsung dalam kegiatan tersebut baik sebagai orang tua maupun secara sukarela menjadi "helper" dapat proses tersebut. Dari sinilah, saya melihat nilai-nilai penting yang secara tidak langsung dapat menempa anak-anak kita menjadi terbiasa dalam membangun sebuah proses dalam kehidupan mereka kelak.
Sedikit Mengenai Pengalaman Saya
Saya tidak dapat melakukan validasi atau verifikasi yang komprehensif mengenai pengalaman dan pandangan saya, tetapi saya hanya melihat dengan opini saya pribadi beberapa hal selama mengikuti kegiatan ini.
- Kegiatan sekolah yang didukung oleh program yang lebih luas akan menjadi sebuah infrastruktur yang kuat guna membangun pendidikan yang holistik. Jika kita melihat banyak sekola kegiatan siswa di luar sekolah yang tidak terkontrol, bisa jadi itu karena tidak adanya sarana atau tempat bagi siswa untuk ber-ekspeesi di luar kegiatan akademik mereka.
- Kegiatan kompetisi tidak harus memilih seorang juara. Kompetisi antar sekolah SYF, tidak dirancang untuk mencari juara. Kegiatan ini tidak dirancang agar sebuah sekolah dapat mengalahkan sekolah yang lain. SYF lebih membangun siswa untuk berkompetisi dengan diri sendiri. SYF akan memberikan award bagi siswa yang berpartisipasi berdasarkan kemampuan mereka. Misal adanya award "gold", "silver" dan "bronze". Ada level skill tertentu untuk mencapai award tersebut, sehingga para siswa tidak bersaing dengan siswa yang lain. Mereka memotivasi diri mereka sendiri untuk mencapai target mereka. Semua siswa akan mendapatkan award berdasarkan pencapaian mereka. Minimal mereka akan mendapatkan "bronze" sebagai sebuah penghargaan atas usaha untuk berani tampil dan mempersiapkan diri dalam kegiatan tersebut.
- Kegiatan ini akan memotivasi siswa untuk selalu memiliki rencana atau program kerja sehingga sang siswa akan mengalami sebuah proses bagaimana membangun sebuah rencana, mempersipkannya dan meraihnya.
- Kegiatannya membangun sebuah kebersamaan atau team building sebagai sebuah kekuatan fundamental untuk kehidupan bermasyarakat dan dunia kerja kelak.
Semoga bermanfaat.
--------
Link:
Topik tentang mengenai kehidupan di Singapura: Kehidupan di Singapura
Topik tentang mengenali teknologi informasi: Mengenali Teknologi Informasi
No comments:
Post a Comment