Tulisan ini mungkin adalah tulisan terakhir saya mengenai dunia pendidikan SD di Singapura, semoga bagi yang membutuhkan baik dalam rangka riset atau kebutuhan lainnya dapat memperoleh manfaat dari tulisan ini. Sekali lagi tulisan ini tidak bermaksud untuk membandingkan pendekatan pendidikan antar negara. Saya lebih mencoba untuk berbagi pengalaman saja tentang apa yang saya lihat, rasakan dan laukan selama menemani anak saya yang sekarang baru saja menjalani minggu pertamanya di kelas 3 SD.
Jam Sekolah
Anak-anak saya kebetulan menggunaka bis sekolah sebagai sarana transportasi antara rumah dan sekolah. Mereka sudah harus siap di hall di komplek perumahan dimana kami tinggal sekitar 7.15 pagi dan bis akan tiba kira-kira jam 7.20 pagi (atau sekitar jam 6.20 waktu Jakarta). Jarak antara rumah kami dengan sekolah lebih kurang 1 km. Mereka akan tiba di sekolah lebih kurang jam 7.30. Dan pelajaran sekolah sendiri baru dimulai jam 8 pagi.Sekitar jam 10 pagi, mereka akan istirahat selama setengah jam. Jam istirahat ini dapat dipergunakan untuk makan di kantin sekolah, perpustakaan atau bermain-main. Dan jam pelajaran ini baru selesai sekitar jam 1.30 siang. Anak-anak saya akan kembali ke bis sekolah untuk selanjutnya pulang ke rumah. Pada hari-hari tertentu, anak-anak saya akan lebih lama di sekolah untuk mengikuti beberapa kegiatan tambahan seperti CCA (Co Curricular Activity). Terkadang pula anak-anak SD harus tetap di sekolah jika mereka diminta untuk menjalan aktifitas Remedial. Aktifitas Remedial ini biasanya dilakukan oleh guru jika guru menilai siswa tersebut perlu mendapatkan sedikit tambahan pelajaran untuk memperbaiki nilai pelajarannya.
Mengisi Buku Diary
Buku Diary adalah buku harian siswa, dimana guru dan siswa dapat berbagi informasi dengan orang tua siswa. Isinya bisa berupa pekerjaan rumah yang harus dikerjakan, catatan bagi orang tua (misal harus mengisi survey), mengingatkan adanya buku yang harus dibawa dan lain sebagainya. Saya mencoba untuk menampilkan salah satu halaman dari buku harian anak saya sewaktu dia duduk di kelas 2 SD.Catatan Mingguan
Seminggu sekali, siswa juga diminta untuk meng-ekspresikan dirinya tentang apa yang telah dia lakukan selama seminggu. Guru akan meminta siswa menuliskan apa saja yang dia lakukan selama seminggu dengan bahasa siswa sendiri. Catatan ini adlah bagian dari isi buku Diary. Saya coba tampilkan pula contoh catatan mingguan anak saya di sini sewaktu dia duduk di kelas 2 SD.Siswa dan Kesehatan
Kantin Sekolah
Sekolah memiliki kantin yang menyerupai food court centre. Tempat yang cukup luas untuk menampung semua siswa pada saat jam istirahat. Terdapat beberapa stall makanan yang menyediakan menu tertentu, misal stall makanan jepang, western food, chinese food, malay food dan lain-lain termasuk stall minuman.
Dengan peraturan baru, makanan dijual dalam bentuk set menu. Pihak penjual diminta untuk membuat menu-menu dalam bentuk set. Dalam setiap set menu, harus ada keseimbangan gizi (kira-kira mesti seimbang dengan istilah kita '4 sehat'). Jika siswa membeli makanan di satu stall, siswa tinggal bilang set mana yang dia inginkan.
Peraturan ini telah dikomunikasikan kepada orang tua dan berlaku sejak tahun 2012 lalu. Dan set menu ini di bawah pengawasan dan bekerja sama dengan departemen kesehatan. Sebelum peraturan ini diterapkan, siswa bisa memesan lauk-pauk sesuai keinginannya, tapi sekarang hal tersebut sudah tidak dapat dilakukan lagi, demi menjaga keseimbangan gizi.
Sekolah sangat melarang siswa untuk membawa fast food ke sekolah. Dan tidak ada penjual makanan di sekitar sekolah. Semua penjual makanan ada di dalam kantin dan diawasi kesehatannya. Tahun lalu, harga 1 setiap set menu di setiap kantin adalah rata sebesat $1. Siswa yang perlu makan banyak boleh membeli paket extra dengan harga $1.40. Tetapi tidak boleh lebih dari itu.
Foto di bawah ini menggambarkan kantin sekolah anak saya.
Klinik Kesehatan dan Dokter Gigi
Di sekolah terdapat klinik dokter gigi. Setiap siswa memiliki jadwal tertentu untuk berkunjung ke dokter gigi ini. Dan jika ada siswa yang sakit, sekolah juga memiliki klinik dan setiap siswa memiliki jadwal untuk vaksinasi tertentu.
Locker Siswa
Untuk memudahkan siswa dalam menyipan peralatan sekolahnya, setiap siswa memiliki locker sendiri-sendiri. Locker ini terletak di dalam kelas siswa masing-masing. Siswa menggunakan locker tersebut guna menyimpan buku-buku (misal activity book atau workbook yang pada umumnya hanya digunakan di sekolah) atau alat tulis mereka di kelas. Foto di bawah ini adalah locker anak kedua saya di dalam kelasnya, lebih kurang berukuran 30x30cm.
Melihat Pendekatan Dalam Kurikulum
Matematika
Seperti telah saya tuliskan sebelumnya bahwa pendekatan pelajaran matematika lebih kepada problem-solving, yang memiliki tahapan berikut :
- Read and Understanding, siswa diminta untuk mengerti mengenai pertanyaan yang sebenarnya di ajukan dalam problem tersebut. Dan siswa juga diharapkan mampu menangkap kata-kata kunci dan angka-angka yang terdapat dalam soal dan menghubungkannya.
- Strategy, siswa mampu menyiapkan metode yang tepat untuk menyelesaikan soal matematika tersebut. Semua informasi kunci telah diidentifikasi seperti data yang diketahui serta data yang ingin dicarikan solusinya.
- Computation, setelah itu baru siswa dituntut uttuk dapat menghitung dengan menggunakan operasi yang tepat seperti tambah, kurang, kali dan sebagaikan serta menghasilkan perhitungan yang tepat.
- Logical, setelah proses perhitungan selesai siswa diminta untuk melakukan pengujian. Bisa jadi pengujian terbalik atau menghitung ulang. Siswa harus benar-benar yakin bahwa semua langkah yang dilakukan adalah tepat.
Science
Untuk pelajaran yang satu ini, saya belum memiliki pengalaman karena pelajaran ini baru dimulai sejak kelas 3 SD dimana anak saya baru menjalani minggu pertama di kelas 3. Tetapi saya coba untuk berbagi tentang apa yang saya dapatkan dalam rubrik pelajaran science yang saya lihat dalam buku Diary anak saya.
Pelajaran science memiliki tujuan, pendekatan dan harapan sebagai berikut.
- Keingintahuan, siswa diharapkan menunjukkan keingintahuannya tentang dunia sekitarnya dan melahirtkan pertanyaan-pertanyaan yang relevan dan penting berkaitan dengan apa yang dia lihat.
- Kreatifitas, mengeluarkan ide-ide untuk memecahkan masalah dan melakukan pengembangan terhadap aktifitas yang berjalan.
- Integritas, siswa mampu untuk menangani dan mengkomuniasikan data dan informasi secara terintegrasi. Siswa diharapkan untuk tidak merubah data untuk mempertahankan kesimpulannya.
- Objektif, siswa mencari data dan informasi untuk melakukan validasi observasinya dan menjelaskannya secara objective. Siswa memberikan penjelasan dan alasan berdasarkan bukti yang memang dia dapatkan selama observasi.
- Ketekunan, siswa akan terus mempelajari persoalannya sampai dia benar-benar puas dengan solusi yang ditemukannya. Siswa diharapkan untuk tidak mudah menyerah sampai benar-benar puas dengan hasil temuannya.
- Bertanggungjawab, siswa selalu menjaga dan mencoba untuk meningkat kualitas dari lingkungannya dengan tindakan yang simple dan nyata.
Pelajaran Bahasa
Siswa akan belajar bahasa Inggris sebagai bahasa pertama Hal ini didasarkan bahwa bahasa Inggris adalah bahasa internasional baik di dunia bisnis, penelitian dan teknologi. Dengan alasan inilah, kemampuan berbahasa Inggris menjadi essensial dan penting serta harus diasah mulai dari kecil.
Di samping itu, pemerintah tidak menginginnkan penerus mereka melupakan bahasa ibu mereka. Untuk itu Singapura menganut konsep Billingualism. Mulai dari SD mereka juga harus mengikuti pelajaran bahasa ibu (mother tongue). Secara umum, sekolah akan memiliki 3 mother tongue yaitu Chinese Language, Malay Language dan Tamil Language.
Information and Communications Technology (ICT)
ICT bukan merupakan salah satu pelajaran yang diujikan baik sebagai ujian semester atau ujian akhir untuk menentukan kelulusan siswa. Ini adalah kurikulum tambahan yang sudah mulai diajarkan kepada anak-anak SD. Anak saya saat ini, sudah familiar untuk menggunakan Microsoft Office terutama Microsoft Word. Mereka juga sudah mulai familiar untuk akhirnya belajar sendiri menggunakan aplikasi yang lain.Dan salah satu ekstrakulikuler yang terdapat disekolah anaknya adalah sebuah kelompok hobby siswa yang gemar atau senang belajar untuk membuat program-program game. Dan terdapat pula beberapa kompetisi tingkat SD diadakan secara nasional untuk program ini.
Program ini dicanangkan oleh kementrian pendidikan untuk meyiapkan semua siswa agar memiliki kemampuan dan mampu mengembangkan skill skill secara mandiri di bidang ICT guna mendukung mereka dalam rangka proses belajar dan kebutuhan masa depan mereka.
Beberapa tugas dari guru, juga sering dilakukan melalui website online. Setiap murid memiliki account untuk mengakses website tersebut. Tugas dari guru tersebut bisa berupa pelajaran atau workshop seperti listening skill, matematika dan lain-lain atau bisa berupa soal-soal untuk melatih kemampuan mereka. Umumnya pada saat liburan pendek sekolah, para guru sering menggunakan media ini untuk memberikan tugas kepada siswanya. Setiap tugas memiliki batas akhir untuk meng-submit ke guru.
Tidak ada hafalan
Selama saya mendampingi anak-anak saya di kelas 1 dan 2, saya tidak pernah melihat anak saya menghafalkan materi pelajaran tertentu. Saya tidak melihat ada tuntutan bagi anak untuk menghafal pelajaran mereka. Memang untuk pelajaran bahasa (baik bahasa Inggris maupun mother tongue), saya melihat ada proses "menghafal", tetapi menurut saya mereka "mengingat untuk dipraktekkan". Mereka bukan dituntut untuk belajar "mengingat untuk selanjutnya dihafalkan", agar pada saat ujian mereka dapat menjawab dengan benar. Mereka memiliki pelajaran Civic & Moral Education, social studies dan pelajaran tambahan lainnya, tetapi saya tidak pernah melihat mereka menghafalkan isi pelajaran tersebut.Program Remedial
Guru dapat melakukan program remedial bagi siswa tertentu. Jika guru melihat ada siswa yang lemah dalam matematika misalnya, guru bisa meminta agar siswa tersebut untuk tetap berada di sekolah setelah sekolah usai dalam rangka mengikuti program remedial. Guru akan mencoba untuk mengajarkan kembali untuk membantu siswa tersebut agar dapat mengikuti pelajaran dengan baik.CCA
CCA (Co-Curicular Activity) adalah kegiatan yang dapat dilakukan siswa setelah jam sekolah. Ada beberapa kegiatan yang hanya dapat diikuti oleh kelas tertentu dan ada beberapa yang boeh diikuti sejak dari kelas 1 SD. Anak saya sendiri, mengikuti CCA soccer dan Guzheng.Di sini saya tampilkan beberapa kegiatan ektra kurikuler yang terdapat di sekolah anak saya.
- Basket Ball
- Soccer
- Softball
- Choir
- Drama
- Chinese Dance
- Malay Dance
- Indian Dance
- Bowling
- Floorball, bermain hockey di lantai.
- Guzheng, ini adalah salah satu alat musik petik china.
- Inline Skating/Roller Floorball
- Scout & Brownies, sama halnya dengan Pramuka di Indonesia. Scout untuk laki-laki dan Bownies untuk wanita.
- Art Club
- Digital Media Club, ektra kurikuler ini lebih banyak merupakan kegiatan photography, editing menggunakan komputer hingga akhirnya dapat dicetak.
- ICT Club, kegitan ini lebih banyak kepada pembuatan program game. Siswa mencoba membuat game sendiri.
Penutup
Tulisan ketiga ini mungkin menjadi penutup untuk seri tulisan saya tentang pendidikan SD di Singapura. Semoga bisa membantu bagi siapa saja yang sedang mencari informasi mengenai kurikulum SD di Singapura termasuk proses kegiatan belajar mereka.Terima Kasih.
--------
Link:
Topik tentang mengenai kehidupan di Singapura: Kehidupan di Singapura
Topik tentang mengenali teknologi informasi: Mengenali Teknologi Informasi